Perbedaan antara penghambat antasida dan H2 Perbedaan Antara

Anonim

Pencegah Antasida vs H2

Kebanyakan orang tahu antasida itu. Ya, mereka adalah obat atau zat yang bisa menetralkan lingkungan asam lambung. Namun, masyarakat pada umumnya sudah mulai menerima istilah ini sebagai nama untuk semua obat anti-asam padahal sebenarnya tidak. Orang yang kurang akrab dengan obat penurun asam cenderung menggunakan istilah antasid karena jauh lebih sederhana dibandingkan dengan H2 Blocker dan Proton Pump Inhibitors. Nah, obat yang terakhir adalah jenis obat anti-keasaman lainnya yang hampir memiliki fungsi yang sama dengan antasida namun berbeda dalam mekanisme tindakannya.

Antalida adalah zat yang cenderung menangkal asam lambung. Oleh karena itu, mereka lebih atau kurang basa (kebalikan dari asam) atau zat dasar. Bila pH asam secara keseluruhan turun, orang tersebut dapat merasakan sedikit rasa sakit di daerah epigastrik karena terlalu banyak keasaman. Di sinilah antasida masuk. Mereka menaikkan pH lambung untuk mengembalikan tingkat pH ideal yang cukup asam. Antasida terkenal adalah suspensi Maalox dan Calcium Tums.

Di sisi lain, mekanisme tindakan H2 blocker sangat berbeda dengan antasida. Ini benar-benar menghalangi aksi histamin di dinding lambung. Histamin ini diduga bekerja pada sel parietal dinding sehingga menghasilkan lebih banyak asam. Dengan memblokirnya, H2 blocker cenderung mengurangi sekresi asam dari sel kata tersebut. Itulah sebabnya obat ini secara teknis dikenal sebagai antagonis H2-reseptor. H2 blocker yang paling terkenal adalah Cimetidine dan Rantidine.

Karena kedua golongan obat tersebut terkait, obat ini dimaksudkan untuk digunakan untuk kasus dispepsia dan tukak lambung yang sama walaupun keefektifannya telah lama dikalahkan oleh kelompok pejuang asam lain yang disebut inhibitor pompa proton (PPI).

Dalam hal interaksi obat dengan obat antasida telah diamati untuk mengurangi bioavailabilty (dosis obat pecahan yang masuk ke sel tubuh) dari beberapa obat seperti tetrasiklin bila digunakan sama sekali dalam kasus tingkat pH lambung yang tidak stabil. Di sisi lain, simetidin telah mendapat banyak kritik karena kemampuannya yang melekat untuk mempengaruhi kecepatan normal penggunaan (metabolisme) tubuh dan ekskresi beberapa obat dengan menghambat beberapa enzim penting tubuh seperti P450. Dalam hal ini, obat-obatan seperti warfarin, lidokain, penghambat saluran kalsium dan banyak lainnya ditangani dengan hati-hati karena Cimitidine cenderung meningkatkan kadar serum obat ini jika diberikan bersamaan (sama sekali).

Ringkasan:

1. Antasida menaikkan tingkat pH perut melalui efek menetralkan asam untuk melawan keasaman sedangkan penghambat H2 menghambat aksi histamin untuk mencegah beberapa sel perut memproduksi terlalu banyak asam.

2. Antasida memiliki masalah serius saat diberikan bersamaan dengan tetrasiklin sedangkan pasien yang menggunakan penghambat H2 harus memantau dengan hati-hati kadar darah beberapa obat yang diberikan dengannya seperti lidokain dan warfarin karena penghambat H2 cenderung meningkatkan kadar serum obat lain.