Perbedaan antara literasi dan sastra | Literasi vs Literatur
Literasi vs Sastra Mengetahui perbedaan antara keaksaraan dan sastra akan bagus untuk semua orang karena orang sering cenderung membingungkan kata literasi dan sastra bersama dan menganggap literasi dan sastra saling terkait satu sama lain. Namun, ini tidak terjadi. Memang benar bahwa keaksaraan dan literatur memiliki hubungan yang sejati namun bukan yang diasumsikan oleh mayoritas. Agar lebih eksplisit, keaksaraan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk membaca dan menulis bahasa sampai batas tertentu. Namun, sastra terdiri dari karya seni bahasa tertentu yang datang dengan berbagai genre. Dalam pengertian ini, memperoleh tingkat keaksaraan tertentu sangat penting untuk memahami literatur. Artikel ini mencoba untuk menyoroti perbedaan antara literasi dan literatur sambil memberikan pemahaman dasar tentang dua istilah tersebut.
Apa itu keaksaraan?Seperti disebutkan di atas, keaksaraan mengacu pada kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis bahasa tertentu. Ini kemudian bisa dianggap sebagai indikator pemahaman bahwa seseorang memiliki sebuah bahasa. Di dunia modern, keaksaraan digunakan sebagai indikator sejumlah indeks yang mengukur perkembangan manusia. Sebagian besar negara percaya bahwa sangat penting untuk memiliki tingkat melek huruf yang tinggi dalam masyarakat karena menjamin kekuatan angkatan kerja yang mumpuni. Statistik menunjukkan bahwa tingkat melek huruf negara-negara berkembang lebih rendah daripada negara-negara maju. Karena alasan ini, negara-negara berkembang telah menghasilkan sejumlah reformasi pendidikan dan kerangka hukum dengan tujuan meningkatkan tingkat melek huruf masyarakat. Ini menyoroti bahwa melek huruf adalah persyaratan dasar yang memungkinkan seseorang memperoleh pemahaman bahasa tertentu.
Sastra mencakup semua karya tulis bahasa yang bisa termasuk dalam berbagai genre seperti puisi, drama, novel, cerpen, dan lain-lain. Mereka adalah karya seni yang melampaui bahasa dan percakapan orang biasa. Untuk memahami literatur, seseorang membutuhkan sedikit keterampilan daripada sekadar melek huruf. Terutama sastra dibedakan menjadi dua kategori sebagai prosa dan puisi. Drama, novel dan cerpen dianggap sebagai prosa sedangkan karya seni yang merdu dan berirama dianggap sebagai puisi. Jika kita melihat literatur Inggris, akumulasi karya agak besar. Jadi untuk tujuan belajar khususnya dalam membedakan karakteristik khusus dari karya-karya itu, terbagi dalam periode yang berbeda seperti periode Agustus, periode Victoria, periode Romantis, periode Abad Pertengahan, dll.Citra keseluruhan dari kedua istilah ini menyoroti bahwa literatur dan literasi agak terpisah. Melek huruf lebih merupakan batu loncatan menuju pemahaman sastra.
• Melek huruf mengacu pada kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis bahasa sampai batas tertentu.
• Melek huruf dianggap sebagai indikator indeks pembangunan manusia.
• Tingkat melek huruf negara-negara berkembang lebih rendah dibandingkan dengan sebagian besar negara maju.
• Sastra, di sisi lain, mengacu pada karya tulis seni bahasa.
• Sastra bisa berupa prosa atau puisi dan termasuk dalam genre yang berbeda.
• Untuk memahami literatur seseorang membutuhkan tingkat keterampilan yang lebih tinggi yang melampaui bahasa sehari-hari.
• Melek huruf dapat dianggap sebagai langkah awal untuk memahami literatur.