Perbedaan Antara Impian dan Imajinasi Perbedaan Antara

Anonim

Impian vs Imajinasi

"Impian" dan "imajinasi" adalah kata-kata yang berhubungan erat, namun masih memiliki beberapa perbedaan. Baik "mimpi" dan "imajinasi" mengacu pada proses mental, keadaan, dan produk dari pikiran seseorang. Keduanya juga eksperiensial. Kedua negara tidak didasarkan pada atau dipengaruhi oleh kenyataan. Mereka juga mengacu pada kapasitas dan kreativitas seseorang.

- "Impian" dan "imajinasi" sering salah satu sama lain karena mereka ada dalam konteks yang sama - pikiran mental. Mereka dapat saling mempengaruhi dalam banyak hal, dan terkadang juga dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dengan bantuan kelima indra.

Namun, ada garis yang ditarik di antara kedua konsep tersebut. Imajinasi, misalnya, adalah tindakan, kekuatan, atau kemampuan untuk menciptakan dan membentuk citra mental, gambar, suara, atau kejadian sensoris lainnya yang tidak ada dalam realitas. Imajinasi sering membutuhkan stimulus atau inspirasi untuk "melepaskan" lebih banyak gagasan atau pilihan.

Imajinasi dapat terjadi secara tiba - tiba (bila seseorang mendapat inspirasi atau stimulus) dan kemudian dengan sengaja (ketika orang tersebut berusaha untuk mengejar jalan gagasan).

Imajinasi terjadi dalam keadaan sadar.

Mimpi, di sisi lain, adalah serangkaian kemampuan sensorik yang sama tanpa berusaha menciptakannya. Mimpi biasanya terjadi saat ketidaksadaran atau dalam keadaan tidur. Mereka juga bisa terjadi selama kesadaran, yang sering disebut sebagai melamun. Dalam keadaan tidur, mimpi terjadi pada tahap rapid eye movement (REM).

Dalam membandingkan kedua konsep tersebut, beberapa orang mengklaim bahwa imajinasi itu seperti eksperimen; ia mencoba untuk mengeksplorasi kemungkinan dan pilihan di jalan tertentu. Sementara itu, mimpi sering dianggap sebagai semacam refleksi diri. Selanjutnya, mimpi memiliki berbagai tema seperti seksual, petualang, menakutkan, magis, dan banyak lainnya.

Imajinasi juga bisa berpengaruh saat digunakan. Biasanya, karya sastra, seni, atau media ekspresi lainnya adalah produk imajinasi. Hal yang sama bisa dikatakan untuk mimpi; Namun, mimpi juga memiliki tempat khusus di bidang lain karena dianggap sebagai alat untuk "makna-pembuatan," tanda-tanda, atau firasat. Mereka biasanya subyek untuk interpretasi dan intervensi ilahi.

Mimpi bisa terjadi dalam satu episode atau sebagai rangkaian mimpi yang saling terkait. Ada juga contoh saat orang mengingat atau tidak mengingat mimpinya.

Ringkasan:

1. Baik mimpi maupun imajinasi memiliki alasan yang sama. Keduanya adalah proses mental, keadaan, dan produk. Mereka bersifat eksperiensial dan menggunakan abstraksi dan metafora dalam durasi negara mereka.Mereka juga disebut sebagai kemampuan seseorang. Kedua kemampuan tersebut membentuk citra mental atau melakukan kemampuan sensoris mental seperti sentuhan, pendengaran, atau rasa.

2. Imajinasi adalah usaha sadar yang terjadi setelah diberi makan oleh stimulus atau inspirasi (baik internal maupun eksternal). Di sisi lain, mimpi juga bisa dipengaruhi atau diilhami, tapi biasanya itu adalah kejadian tak sadar.

3. Imajinasi biasanya terjadi dalam keadaan sadar, sementara mimpi terjadi dalam keadaan tidur. Namun, mimpi juga bisa terjadi dalam keadaan terjaga (sering disebut sebagai lamunan).

4. Imajinasi adalah semacam latihan atau metode eksperimen, sementara mimpi juga diperlakukan sebagai semacam refleksi diri.

5. Imajinasi sering tidak tertarik dan diperlakukan seperti itu. Mimpi sering tunduk pada interpretasi atau dibuat menjadi makna makna. Telah ada pemikiran budaya bahwa mimpi adalah alat untuk menyampaikan tanda atau firasat.

6. Baik imajinasi maupun mimpi bisa saling mempengaruhi. Mereka juga bisa diekspresikan atau dijadikan keluaran. Selain itu, keduanya sering dianggap kreatif.