Perbedaan Antara Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi | Kebijakan Luar Negeri vs Diplomasi

Anonim

Kebijakan Luar Negeri vs Diplomasi

Di bidang urusan luar negeri, kebijakan luar negeri dan diplomasi sama-sama menjadi topik yang penting dan mengetahui perbedaan di antara keduanya sangat penting. Negara tidak dapat eksis dalam kemalasan tanpa bantuan negara lain untuk kelangsungan hidupnya dan juga pembangunan terutama di arena global semacam itu. Karena alasan ini, negara menggunakan berbagai metode dalam menangani negara lain dalam konteks internasional. Kebijakan luar negeri dan diplomasi hanya dua strategi seperti itu. Kebijakan luar negeri mengacu pada sikap yang diambil oleh sebuah negara dan strategi yang digunakan untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya di dunia. Diplomasi, di sisi lain, mengacu pada cara negara maju dalam mencapai kebutuhannya melalui negosiasi dengan negara lain. Artikel ini menyajikan pemahaman tentang kedua istilah ini dan upaya untuk menyoroti beberapa perbedaan.

Apa itu Kebijakan Luar Negeri?

Suatu kebijakan luar negeri pada dasarnya mengacu pada sikap dan strategi yang diadopsi oleh sebuah negara dengan tujuan untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya. Kepentingan nasional suatu negara dapat berbeda dari satu negara ke negara lain. Namun, secara umum, sebuah negara mengupayakan kedaulatan dan kemakmuran. Mari kita coba memahami apa yang dimaksud dengan kebijakan luar negeri melalui sejarah dunia. Amerika Serikat bisa dijadikan contoh. Sebelum Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat mengadopsi kebijakan luar negeri yang lebih isolasionis di mana ia tidak terlibat dalam isu-isu arena internasional. Namun, sikap Amerika Serikat ini berubah setelah perang dunia, di mana U. S mulai menjadi lebih terlibat dalam urusan dunia. Ada sejumlah alasan bagi negara untuk menyesuaikan kebijakan luar negerinya sesuai dengan konteks dunia. Bahkan dalam hal ini alasan seperti munculnya cita-cita komunis dapat dianggap sebagai faktor perubahan kebijakan luar negeri.

Untuk mempromosikan kepentingan nasional, sebuah negara dapat menggunakan sejumlah strategi. Diplomasi, bantuan luar negeri, dan kekuatan militer adalah beberapa dari strategi ini. Tidak seperti saat ini, di masa lalu, negara-negara kuat menggunakan kapasitas militer mereka untuk mempromosikan kepentingan nasional melalui penaklukan dan eksploitasi negara-negara lain. Namun, di dunia modern, negara tidak dapat mengambil tindakan ekstrem seperti itu dalam mempromosikan kepentingan nasional mereka dan harus menggunakan cara lain, salah satu metode tersebut adalah diplomasi.

Apa itu Diplomasi?

Diplomasi mengacu pada berurusan dengan negara lain melalui negosiasi dan diskusi untuk mencapai posisi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Ini, bagaimanapun, tidak berarti bahwa diplomasi adil dan sesuai untuk semua pihak yang terlibat. Selalu ada kemungkinan negara kuat yang berada di atas angin bahkan dalam diplomasi. Namun, ini membantu negara untuk mempengaruhi keputusan negara lain melalui dialog.

Diplomasi dapat mencakup berbagai kegiatan mulai dari bertemu para pemimpin negara untuk mengirim pesan diplomatik atas nama negara bagian. Orang-orang yang membawa pesan diplomatik semacam itu disebut diplomat . Orang-orang ini mengkhususkan diri dalam proses diplomasi ini dan menggunakan kata-kata sebagai senjata terkuat mereka. Diplomasi bisa bersifat unilateral, bilateral atau multilateral dan dianggap sebagai substitusi utama untuk penggunaan kekuatan di arena internasional.

Apa perbedaan antara Kebijakan Luar Negeri dan Diplomasi?

• Kebijakan luar negeri mengacu pada pendirian suatu negara dan strategi yang digunakannya untuk mempromosikan kepentingan nasional.

• Negara menggunakan berbagai strategi di arena internasional.

• Diplomasi hanya satu strategi seperti itu.

• Diplomasi adalah cara di mana sebuah negara berurusan dengan negara lain untuk mempromosikan kepentingan nasionalnya.

• Ini biasanya melalui negosiasi dan wacana.

• Di dunia modern, diyakini merupakan pengganti utama untuk kekuatan.