Perbedaan Antara Obsesi dan Kekuatiran | Obsession vs Compulsion

Anonim

Obsession vs Compulsion

Terlepas dari kenyataan bahwa kedua obsesi dan paksaan terkait dengan gangguan mental, ada perbedaan antara obsesi dan paksaan. Dengan kata lain, ini tidak sama. Sementara obsesi mengacu pada pemikiran terus-menerus yang bekerja dalam pikiran individu, dorongan mengacu pada tindakan yang terus-menerus, di mana individu merasakan dorongan kuat untuk terlibat dalam aktivitas tertentu ke tingkat di mana hal tersebut mengganggu tugas kesehariannya. Jadi, perbedaan utama antara obsesi dan dorongan berasal dari satu hal yang berkaitan dengan pikiran dan pikiran lainnya terhadap tindakan. Artikel ini mencoba menyajikan gambaran yang lebih elaboratif dari kedua istilah tersebut sehingga pembaca bisa memahami perbedaan yang ada.

Apa arti Obsession?

Pertama, ketika melihat kata obsesi, itu bisa didefinisikan sebagai pemikiran berulang yang tidak hilang; pikiran yang terus-menerus. Bahkan di tengah pekerjaan lain, pemikiran ini akan menyibukkan pikiran individu. Ini biasanya dipandang tidak masuk akal dan dapat bervariasi derajatnya. Beberapa obsesi lebih ringan dibandingkan dengan yang lain. Bila tingkatnya tinggi, gangguan terhadap kehidupan sehari-hari dan pekerjaan rumah juga tinggi. Bahkan ketika orang tersebut tidak mau memikirkannya, pemikiran ini akan berulang kali datang. Takut kuman, kotoran, dan kebutuhan konstan akan hal-hal yang harus diselesaikan dengan cara yang tepat adalah beberapa contoh obsesi. Obsesi bahkan dapat menyebabkan ketegangan dalam hubungan pribadi dan pekerjaan karena mengganggu fungsi normal seseorang.

Apa arti Compulsion?

Tidak seperti obsesi, yang merupakan pemikiran berulang, sebuah paksaan adalah tindakan yang terus-menerus yang harus dipenuhi. Paksaan juga bisa berbeda derajat. Bila tingkatnya ringan, orang tersebut berhasil melanjutkan rutinitas hariannya dengan sedikit gangguan. Namun, bila tingkat tinggi dampaknya pada rutinitas sehari-hari tidak hanya negatif, tapi tinggi. Mari kita coba memahami ini melalui sebuah contoh. Bayangkan seorang individu yang perlu mengecek apakah dia menutup pintu sebelum mulai bekerja. Jika orang tersebut menderita dorongan untuk melakukan aktivitas ini, orang tersebut akan memiliki dorongan kuat untuk kembali dan memeriksa pintu lagi. Hal ini juga terkait dengan obsesi karena orang tersebut terus memikirkan keinginan untuk menutup pintu, atau memeriksa apakah ia menutup pintu dengan benar.

Contoh ini juga menyoroti dampaknya terhadap rutinitas sehari-hari.Dalam hal ini, orang tersebut tidak akan pernah bisa bekerja tepat waktu. Jika orang tersebut mencoba menyingkirkan dorongan kuat ini, biasanya akan menimbulkan efek buruk. Juga, ini menghasilkan orang yang mengalami kesulitan dalam kehidupan kerja maupun kehidupan pribadi. Beberapa contoh lagi untuk dorongan adalah kebutuhan untuk mencuci tangan, membutuhkan persetujuan konstan, perlu mengatur hal-hal dengan cara tertentu, dll.

Apa perbedaan antara Obsesi dan Paksaan?

• Obsesi mengacu pada pemikiran terus-menerus yang bekerja dalam pikiran seseorang.

• Pepatah mengacu pada tindakan terus-menerus, di mana individu merasakan dorongan kuat untuk terlibat dalam aktivitas tertentu.

• Obsesi dan paksaan bervariasi dalam derajat, semakin tinggi derajatnya, semakin tinggi kemungkinan gangguan dalam kehidupan sehari-hari.

• Keduanya dapat disembuhkan melalui terapi perilaku kognitif dan pengobatan. Perbedaan utama adalah bahwa sementara obsesi terbatas pada sebuah pemikiran, paksaan berjalan sejauh sebuah tindakan.