Perbedaan Antara WDV dan SLM Perbedaan Antara

Anonim

Perusahaan memiliki tugas yang sangat sulit dalam hal perolehan aset, apakah itu yang berwujud dan tidak berwujud. Bukanlah akusisi itu sendiri yang sulit, yang seringkali hanyalah pergantian tangan antara uang yang terlibat dan aset itu sendiri, tapi akuntansi dan penentuan nilainya dari waktu ke waktu. Dalam kasus ini, perhitungan untuk menentukan Nilai Tertulis-Down (WDV) melalui metode seperti Metode Penyesuaian Garis Lurus (SLM) atau metode lainnya dapat menjadi sangat penting untuk memastikan akurasi karena berbagai alasan, seperti laporan pajak dan pengajuan pinjaman

Nilai Tertulis-Down (WDV), adalah nilai atau nilai aset saat ini (seringkali aset tetap) setelah penyusutan dan / atau amortisasi telah dicatat dan dicatat pada perusahaan. atau neraca individu. Istilah lain yang sering digunakan mengacu pada ini adalah "nilai buku" atau "nilai buku bersih" yang lebih panjang. "Nilai Tertulis-Down sering disesuaikan untuk mencerminkan biaya asli item terhadap nilai pasar wajar karena pasar ekonomi atau lingkungan saat ini menentukan. Sederhananya, ini adalah nilai aset atau aset "pada titik waktu ini. "WDV aset dipengaruhi oleh penyusutan dan amortisasi (jika berlaku, seperti dalam kasus aset tak berwujud seperti hak paten atau merek dagang). Praktik umum untuk mendapatkan aset atau aset WDV adalah menghitungnya setiap tahun. Ini dimulai dengan menentukan nilai asli atau primer dari aset pada saat diakuisisi. Dari nilai awal ini, proses penentuan WDV berkembang untuk menentukan depresiasi setiap tahun yang dimiliki sampai saat ini (juga sering disebut sebagai "metode keseimbangan yang semakin berkurang"). Depresiasi ini didasarkan pada struktur pajak saat ini dan yang berlaku. Realistis, aset akan mencerminkan depresiasi seiring dengan bagaimana aset tersebut digunakan selama periode waktu tersebut.

Perusahaan sering melakukan penentuan nilai Tertulis-Down secara periodik, terutama bila sifat bisnis melibatkan aset tetap. Misalnya, perusahaan mobil memiliki lini produksi yang melibatkan mesin otomatis dan berat. Ini akan memiliki nilai awal berdasarkan kapan mereka dibeli dari perusahaan yang menyediakannya. Namun, karena penggunaan dalam operasi, nilai ini akan semakin menurun. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perhitungan ini adalah kemajuan teknologi karena mesin yang berumur sepuluh tahun tentunya akan jauh lebih sedikit nilainya dibandingkan mesin serupa yang telah dikembangkan dan dijual pada waktu sekarang. Menentukan Nilai Tertulis-Down akan menjadi penting, kemudian, dengan penilaian yang akurat mengenai nilai aset perusahaan.Informasi ini akan berpengaruh signifikan datang waktu pajak. Efek potensial lainnya adalah untuk tujuan mengajukan pinjaman karena Nilai Tertulis-Down akan mempengaruhi keputusan bank berdasarkan pada seberapa besar aset perusahaan layak dilakukan.

Sehubungan dengan ini, Metode Penyusutan Garis Lurus adalah cara perhitungan yang paling sederhana dan paling sering digunakan untuk nilai sisa aset. Tidak seperti metode saldo yang merosot / depresiasi dimana depresiasi tahunan didasarkan pada tingkat depresiasi dikalikan dengan Nilai Tertulis Aset pada awal tahun, Metode Penyusutan Garis Lurus (SLL) menghitung penyusutan tahunan dengan mengurangkan residu atau nilai "penyelamatan" (yaitu, nilai aset secara teoritis akan memiliki ketika kegunaannya memuncak) dari biaya atau nilai asli dan membagi hasilnya dengan jumlah aset yang akan digunakan atau telah digunakan selama bertahun-tahun. Ini adalah metode yang jauh lebih sederhana namun mungkin tidak secara akurat menggambarkan Nilai Tertulis-Tertulis aset karena mengasumsikan tingkat depresiasi yang konstan.

Akuntansi adalah proses yang sangat rumit namun perlu bagi perusahaan. Menentukan Nilai Tertulis-Down melalui metode seperti Metode Penyusutan Garis Lurus atau metode perhitungan lainnya sangat penting dalam pengelolaan aset perusahaan secara efektif.

Ringkasan:

1. Nilai Tertulis-Down (WDV), yang juga disebut nilai buku atau nilai buku bersih, adalah nilai sekarang dari aset tetap atau tidak berwujud setelah penyusutan / amortisasi ditentukan.

2. Metode Penyelarasan Garis Lurus (SLM) adalah salah satu metode penghitungan penyusutan dan paling sederhana dan paling sering digunakan.

3. WDV paling baik ditentukan melalui metode saldo yang berkurang atau terdepresiasi karena lebih realistis dan akurat dibandingkan dengan SLM yang mengasumsikan nilai penyusutan konstan per tahun.