Perbedaan antara etanol dan biodiesel Perbedaan Antara

Anonim

Etanol vs Biodiesel

Dengan pesatnya meningkatnya polutan yang dipancarkan ke atmosfer, kemungkinan besar karena emisi karbon dari kendaraan bertenaga bensin, para ilmuwan telah menemukan solusi untuk masalah yang tidak pernah berakhir ini. Solusinya datang dalam bentuk etanol dan biodiesel.

Biofuel telah menjadi fokus utama sebagian besar ahli energi saat ini. Namun, biofuel dan biodiesel biofuel yang paling umum - telah lama menjadi perdebatan banyak. Sebagai permulaan, keduanya dimanfaatkan dengan menggunakan energi biomassa. Etanol biasanya diambil dari jagung, rumput dan limbah pertanian lainnya, sedangkan biodiesel berasal dari kedelai. Meskipun demikian, negara lain mungkin menggunakan alternatif yang berbeda untuk kedelai dan jagung, seperti rapeseed, canola, bunga matahari, biji kapas dan ganggang biomassa.

Khususnya di U. S., etanol sebaiknya dicampur dengan bensin biasa untuk membuat preparat etanol 10% atau 85%. Perhatikan, semakin tinggi kadar etanol maka akan semakin besar kadar oktan gas. Ini berarti bakar bahan bakar lebih bersih dari biasanya. Masalahnya, tidak semua kendaraan bisa mendukung bahan bakar ethanol. Itu sebabnya mayoritas kendaraan hanya bisa menangani campuran serendah 10%. Sebagai biofuel berbasis alkohol, etanol diperoleh melalui transesterifikasi - proses pemurnian dimana minyak dan alkohol bereaksi satu sama lain untuk menghilangkan gliserin.

Sebaliknya, biodiesel dapat dimanfaatkan dari lemak hewan atau tumbuhan. Tapi di U. S., kedelai telah menjadi bahan baku pokok untuk biodiesel. Biofuel ini lebih efisien daripada etanol karena bisa menghasilkan lebih banyak energi (sekitar 93% lebih banyak) daripada yang digunakan untuk produksinya. Dalam kasus etanol, hanya sekitar 25%. Keuntungan lain dari biofuel ini adalah bisa menjadi bahan bakar mandiri. Ini berarti tidak diperlukan pencampuran, seperti dalam kasus etanol.

Berkenaan dengan dampak lingkungan, biodiesel umumnya lebih ramah daripada etanol. Ini menyebabkan polusi kurang dari 40-45% dari gas biasa. Di sisi lain, etanol hanya menyebabkan polusi 12-15% lebih sedikit daripada gas biasa.

Secara keseluruhan, walaupun kita tidak perlu khawatir lagi tentang pemanasan global dan pembakaran bahan bakar fosil karena munculnya biofuel, masih ada dilema besar dalam membuat saklar utama, karena ada banyak masalah yang harus ditinggalkan. ditujukan berkaitan dengan ekonomi bahan bakar.

1. Biodiesel biasanya diperoleh dari kedelai, sedangkan etanol berasal dari jagung.

2. Biodiesel lebih ramah lingkungan daripada etanol.

3. Biodiesel menghasilkan lebih banyak energi daripada energi yang dibutuhkan untuk produksinya dibandingkan dengan apa yang dapat dihasilkan etanol.

4. Saat ini, biodiesel bisa menjadi bahan bakar mandiri, sedangkan etanol harus dicampur dengan gas untuk memastikan kompatibilitas bahan bakar dengan kendaraan.