Perbedaan Antara Batu Igneous, Sedimentary and Metamorphic Perbedaan Antara

Anonim

Batuan, Batuan Sedimen vs. Batuan Metamorf

Perbedaan utama antara batuan Igneous, Sedimentary and Metamorphic, adalah cara terbentuknya, dan berbagai teksturnya.

Batu Igneous

Batuan beku terbentuk saat magma (atau batuan cair) mendingin, dan menjadi padat. Temperatur tinggi di dalam kerak bumi menyebabkan batuan mencair, dan zat ini dikenal sebagai magma. Magma adalah bahan cair yang meletus saat gunung berapi. Zat ini mendingin perlahan, dan menyebabkan mineralisasi terjadi. Secara bertahap, ukuran mineral meningkat sampai cukup besar agar terlihat dengan mata telanjang. Batuan beku sebagian besar terbentuk di bawah permukaan bumi.

Tekstur batuan Igne dapat disebut Phaneritic, Aphaneritic, Glassy (atau vitreous), Pyroclastic atau Pegmatitic. Contoh Batuan Igne termasuk granit, basalt dan diorit.

Batuan Sedimen

Batuan sedimen biasanya dibentuk oleh sedimentasi bahan bumi, dan ini biasanya terjadi di dalam badan air. Bahan bumi terus-menerus terpapar erosi dan pelapukan, dan akumulasi partikel lepas yang akhirnya akhirnya menetap, dan membentuk batuan sedimen. Oleh karena itu, bisa dikatakan, bahwa jenis batuan ini terbentuk perlahan dari sedimen, debu dan kotoran batuan lainnya. Erosi terjadi karena angin dan air. Setelah ribuan tahun, potongan pasir dan batu yang terkikis mengeras, dan dipadatkan untuk membentuk batuan mereka sendiri.

Batuan sedimen berkisar dari batuan ukuran kecil sampai batu bebatuan besar. Tekstur batuan sedimen terutama bergantung pada parameter rumpun, atau fragmen batuan asli. Parameter ini bisa dari berbagai jenis, seperti tekstur permukaan, bulat, bulat atau dalam bentuk butiran. Jenis yang paling umum dari batuan sedimen adalah konglomerat, yang disebabkan oleh akumulasi kerikil kecil dan jalanan berbatu. Jenis lainnya meliputi serpih, batu pasir dan batu kapur, yang terbentuk dari batuan klastik dan endapan fosil dan mineral.

Batu Metamorphic

Batuan metamorf adalah hasil transformasi batuan lainnya. Batu yang mengalami panas dan tekanan yang hebat mengubah bentuk dan bentuk aslinya, dan menjadi batuan metamorf. Perubahan bentuk ini disebut metamorfosis. Batuan ini umumnya terbentuk oleh pencairan mineral secara parsial, dan kristalisasi ulang. Gneiss adalah batuan metamorf yang umum ditemukan, dan dibentuk oleh tekanan tinggi, dan pelelehan sebagian mineral yang terkandung di dalam batu asli.

Batuan metamorf memiliki tekstur seperti slaty, schistose, gneissose, granoblastic atau hornfelsic. Contoh batuan jenis ini meliputi batu tulis, gneiss, marmer, dan kuarsit, yang terjadi saat kristalisasi ulang mengubah bentuk dan bentuk formasi batuan asli.

Ringkasan:

1. Batuan beku terbentuk saat magma (atau batuan cair) telah didinginkan dan dipadatkan. Batuan sedimen dibentuk oleh akumulasi zat tergerus lainnya, sedangkan batuan metamorf terbentuk saat batuan mengubah bentuk dan bentuk aslinya karena panas atau tekanan yang kuat.

2. Batuan beku biasanya ditemukan di dalam kerak bumi atau mantel, sementara batuan sedimen biasanya ditemukan di badan air (laut, lautan dll.). Batuan metamorf ditemukan di permukaan bumi.

3. Batuan beku bisa menjadi sumber penting mineral, dan batuan sedimen, atau struktur alas tidur mereka, banyak digunakan dalam teknik sipil; untuk pembangunan perumahan, jalan, terowongan, kanal, dll. Ahli geologi mempelajari sifat geologi batuan metamorf, karena sifat kristal mereka memberikan informasi berharga mengenai suhu dan tekanan di dalam kerak bumi.

4. Contoh batuan beku meliputi granit dan basal, sedangkan contoh batuan sedimen meliputi serpih, batu gamping dan batu pasir. Contoh umum batuan metamorf adalah marmer, batu tulis dan kuarsit.