Perbedaan antara Apnea dan Dyspnea Perbedaan Antara

Anonim

Apnea vs Dyspnea

Kesulitan pernapasan dapat bermanifestasi dalam berbagai cara berbeda tergantung pada pemicunya. Kesulitan bernafas atau subjektif kelaparan disebut sebagai dyspnea sementara penghentian pernapasan luar disebut apnea. Dyspnea paling sering merupakan respon fisiologis tubuh terhadap tingkat karbon dioksida yang meningkat dalam darah sementara apnea tidak pernah fisiologis. Apnea dapat secara sukarela diinduksi seperti pada kasus penyelam laut dalam yang terlatih.

Apnea hanya mempengaruhi proses fisik inhalasi dan pernafasan tanpa mempengaruhi pertukaran seluler gas. Penyebab apnea berkisar dari sleep apnea, strangulasi / tersedak, toksisitas opium terhadap penyakit neurologis dan trauma mekanis pada aparatus pernapasan. Biasanya, manusia yang tidak terlatih tidak dapat mempertahankan apnea lebih dari 3 menit tanpa membahayakan kerusakan otak permanen. Dyspnea paling sering terjadi karena penyakit kardiovaskular atau pernafasan seperti anemia, pneumonia, pneumotoraks, edema paru, gagal jantung kongestif, serangan jantung, asma, dll. Dispnea juga dapat terjadi karena terlalu banyak berolahraga seperti jogging atau kenaikan berat badan. Dyspnea kadang juga terjadi karena sebab psikologis seperti serangan kecemasan.

Tanda dan gejala apnea adalah kehilangan gerakan dada yang terlihat saat seseorang menghirup / menghembuskan nafas secara normal. Gejala dispnea adalah sensasi subjektif sesak napas. Ini mungkin tidak bisa dikonfirmasi oleh seorang pengamat karena ini adalah sensasi individu. Bisa disertai dengan berkeringat, gemetar dan tekanan darah tinggi / berkurang.

Penyebab apnea perlu diidentifikasi dengan melakukan serangkaian tes yang menilai sistem pernapasan, jantung, neurologis, kardiovaskular. Alat pengukur apnea biasanya digunakan untuk mendiagnosis apnea tidur. Ini mencatat jumlah waktu pernapasan pasien berhenti setiap jam sepanjang malam. Karena dispnea adalah gejala dari kondisi yang mendasari, tes perlu dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab dispnea berdasarkan gejala pendamping lainnya. Misalnya pada dugaan serangan jantung, tes EKG dan Troponin I harus dilakukan bila dalam kasus edema paru, rontgen dada adalah suatu keharusan. Jadi, biasanya baterai tes disarankan oleh dokter saat pasien hadir dengan dyspnea akut untuk mengetahui penyebab pastinya.

Pengobatan apnea adalah pemberantasan penyebab yang mendasari. Pada kasus sleep apnea, alat seperti bi-pap (tekanan udara positif bi-phasic) atau c-pap (tekanan udara positif positif) mungkin disarankan untuk meringankan apnea saat tidur. Pengobatan untuk dispnea adalah penyebabnya. Umumnya oksigen dapat dimulai jika dyspnea parah disertai obat untuk mengatasi kondisi penyebab yang sebenarnya.

Prognosis apnea umumnya adil namun tergantung pada penyebabnya. Jika kondisi neurologis yang refrakter terhadap pengobatan, pengangkatan menggunakan bi-pap / c-pap mungkin satu-satunya alternatif sementara jika apnea disebabkan oleh toksisitas obat, mungkin bisa reversibel. Prognosis dyspnea akut baik jika terdeteksi dini dan diobati secara memadai. Dispnea lama bisa menjadi refrakter terhadap pengobatan dan pasien mungkin memerlukan suplai oksigen secara kontinu atau bahkan ventilator.

Ambillah Pointer Rumah Tangga:

Apnea selesai lenyap dari siklus pernapasan luar dari pernapasan dan pernafasan. Dispnea adalah sensasi subjektif dari sesak napas. Apnea dapat diinduksi secara sukarela tapi paling umum merupakan hasil dari kondisi medis. Dispnea bisa disebabkan oleh penyebab psikologis, patologis atau fisiologis.

Diagnosis apnea bisa dilakukan dengan menggunakan …. Perangkat sementara dyspnoea tidak bisa selalu dikonfirmasi.

Baik apnea dan dyspnea hanyalah gejala dari kondisi mendasar yang perlu diidentifikasi dengan tes.

Pengobatan apnea dan dyspnea adalah untuk mengatasi penyebab yang mendasarinya.