Perbedaan Antara Mononucleosis dan Strep Throat
Mononucleosis vs Strep Throat
Sakit tenggorokan adalah presentasi umum dalam praktik klinis. Sakit tenggorokan ringan biasanya disebabkan oleh infeksi virus seperti flu biasa, tapi jika parah, harus mempertimbangkan mononukleosis atau infeksi streptokokus sebagai diagnosis banding. Artikel ini menunjukkan perbedaan antara kedua kondisi ini, yang akan sangat membantu dalam membuat diagnosis.
Mononucleosis
Merupakan infeksi virus yang biasa terlihat pada orang dewasa muda. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr (EBV), yang ditularkan melalui tetesan pernafasan atau kontak dengan air liur yang terinfeksi. Masa inkubasi bervariasi dari 4-5 minggu. Penyakit ini tidak terlalu menular, sehingga isolasi tidak diperlukan.
Secara klinis pasien hadir dengan sakit tenggorokan yang terkait dengan demam, anoreksia, malaise, limfadenopati terutama serviks posterior, petechiae palatal, spleenomagelly, dan bukti klinis atau biokimia hepatitis. Penggunaan antibiotik yang tidak perlu seperti penisilin dapat menyebabkan ruam parah.
Pasien harus diselidiki dengan film darah, yang menunjukkan limfosit atipikal dengan limfositosis. Tes lainnya meliputi tes monospot atau paul-Bunnell dan studi imunologi.
Ini adalah kondisi yang membatasi diri, yang akan menyelesaikannya dalam waktu yang singkat. Jadi manajemen sebagian besar bergejala. Kumur aspirin bisa diberikan untuk meringankan sakit tenggorokan. Prednisolon diberikan dalam kasus edema faring parah. Antibiotik harus dihindari karena biasanya menyebabkan ruam makula-papular.
Komplikasi dari penyakit ini jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan depresi, malaise, trombositopenia, ruptur splasia dan hemoragi, penyumbatan jalan bagian atas, infeksi sekunder, pneumonitis, limfoma dan hemolyticanaemia imun auto.
Pada sebagian besar pasien, kondisinya membaik sepenuhnya; hanya 10% yang bisa mendapatkan sindrom kambuhan kronis.
Strep Throat
Merupakan infeksi bakteri yang disebabkan oleh streptokokus grup A, yang biasanya terlihat pada anak-anak dan remaja. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi; Dengan demikian, berkerumun menjadi faktor risiko utama.
Secara klinis, pasien mungkin menderita sakit tenggorokan karena demam, limfadenopahty, dan gejala konstitusional lainnya. Tonsilitis adalah sebuah fitur. Tonsil dapat diperbesar dan bercak merah dan putih bisa terlihat di permukaan.
Budaya tenggorokan dengan sensitivitas adalah standar emas dalam diagnosis faringitis streptokokus. Komplikasi penyakit ini meliputi demam rematik, abses retrofaringeal dan glomerulonefritis post streptococcal.
Pengelolaan penyakit ini melibatkan antibiotik dimana pasien merasa lebih baik dalam 1-2 hari.